Batu bergerak sendiri | Pemecahan misteri "batu berjalan" | Misteri "batu berjalan" sudah terkuak
Pada kawasan Racetrack Playa, Taman Nasional Death Valley di California, terdapat fenomena aneh yang membuat peneliti pusing.
Terdapat batu yang dapat berpindah tempat dengan sendirinya sejauh ratusan meter !
 |
Coba bayangkan bagaimana batu-batu yang berat ini bisa bergerak sendiri? |
Jejak batu yang berpindah tempat di Death Valley, adalah sebuah fenomena.
Batu-batu disana seolah bergerak sendiri untuk dapat berpindah-pindah tempat. Setiap kali berpindah, mereka meninggalkan jejak di permukaan tanah lempung yang kering dan retak-retak. Memang, belum pernah ada orang yang melihat secara langsung kalau bebatuan itu bergerak, namun para ilmuwan yakin jika bebatuan itu memang bergerak karena tempat dan jejak mereka selalu berubah.
Banyak teori-teori yang bermunculan diantaranya adalah medan magnet, ulah manusia, bahkan Alien. Tapi teori-teori tersebut sangat lemah kebenarannya. Jika memang ada yang menggerakkan maka seharusnya ada jejak kaki di sekitar sana, namun kenyataannya berbeda.
Lalu bagaimana bebatuan tersebut bergerak dan siapa yang menggerakkanya??
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan itulah pada tahun 2006, Ralph Lorenz seorang ilmuwan dari NASA mencoba untuk memecahkan kasus tersebut. Alhasil, ia menyimpulkan bahwa musim dingin di Death Valley lah yang mempengaruhi batu itu bergerak.
Dalam penelitiannya itu, ia mencoba menyelidiki kondisi cuaca di Saturnus dan kemudian membandingkannya dengan yang terjadi di Death Valley. Lorenz pun mengambil sampel Ontario Lacus, danau hidrokarbon yang luas di Titan, salah satu satelit Saturnus. Kemudian ia membandingkannya dengan kondisi meteorologi di Death Valley. Lorenz pun membuat percobaan dengan wadah Tupperware. Model itu digunakan untuk melihat bagaimana bebatuan di Death Valley meluncur di permukaan danau.
"Saya mengambil batu kecil dan memasukkannya dalam wadah itu dan mengisinya dengan air, sehingga ada satu inchi air dengan sedikit batu yang mencuat." kata Lorenz
Setelah meletakkan wadah di kotak pendingin atau freezer di lemari es, terbentuklah batuan kecil yang tertanam di lapisan es. Batu yang terikat lapisan es tipis itu ia letakkan di atas lapisan pasir. Lalu, Lorenz meniup batu dengan lembut, supaya bergerak di air. Ketika batu bergerak maka terbentuklah jejak di atas lapisan pasir.
Tim peneliti Lorenz menghitung, dalam kondisi musim dingin di Death Valley, kadar air dan es dapat membuat batuan terapung di atas bagian "berlumpur". Dan angin sepoi-sepoi dapat menggerakkan batuan itu hingga terbentuklah jejak di permukaan tanah
 |
Kira-kira seperti inilah tanah berlumpurnya pada musim dingin, saya rasa contoh ini masih kurang tepat karena seharusnya masih lebih berair lagi sehingga memungkinkan batu bergerak |
Bagaimana menurut anda??
silahkan beri komentar anda dengan baik :)